L o a d i n g
T

ongkat Untuk Tuna Netra dengan Sensor Ultrasonik Tenaga Surya



Penderita Tunanetra lebih dimudahkan dengan alat buatan Jarot Bangun Purnomo. Mahasiswa Teknik Informatika Untag Surabaya tersebut berhasil menyelesaikan tugas akhirnya dengan membuat Tongkat pendeteksi halangan untuk penderita tunanetra dengan sensor ultrasonik menggunakan tenaga surya.

Mahasiswa yang biasa dipanggil Jarot ini mengaku sejak SD dia memperhatikan IBU-nya yang mengajar di SLB, dimana murid-muridnya kebanyakan menderita disabilitas. "Saya juga mempunyai teman saat SD, dia memiliki gangguan pengelihatan. Saya merasa kasihan melihat keadaan tersebut dan bercita-cita ingin menciptakan sesuatu untuk membantu mereka melalui teknologi." jelasnya saat diwawancarai di Perpustakaan Untag Surabaya.

Jarot memang menyukai teknologi IT sejak kecil, dia mengambil SMK jurusan TKJ. Keinginannya menciptakan alat untuk membantu orang baru terealisasikan ketika dia kuliah di Untag Surabaya jurusan teknik informatika.

Cara kerja tongkat ini adalah, ketika didepan ada halangan dengan jarak 1 meter maka tongkat memberi indikator bunyi, semakin dekat maka bunyi semakin cepat. Tongkat untuk tunanetra ini menggunakan sensor ultrasonik HC-SR04 2 buah, kemudian indikator outputnya menggunakan bazzer dan vibrator. Sebagai sumber daya, Jarot menggunakan baterai bekas HP Samsung yang diisi melalui solar cell. Saya memikirkan bagaimana mungkin orang tunanetra mengganti atau mengisi ulang baterai, maka dari itu Saya menggunakan solar cell, Saya menggunakan baterai HP berkapasitas 1500 mA (milliampere), dan output solar cell 0,85 A (ampere). Untuk mengisi penuh dibutuhkan waktu kurang lebih 105 menit, itu dapat dipakai seharian terangnya.

Penggunaan sensor ultrasonik terinspirasi dari cara lihat kelelawar, dia mempunyai transmitter dan receiver. Saat malam hari dia melihat dengan menggunakan gelombang, ketika gelombang tersebut terpantul berarti di depannya ada halangan. Gelombang itu diterima oleh telinga dimana sebagai receiver. penggunaan sensor ultrasonik sangat efektif karena frekuensinya 20.000 hz tidak terdengar oleh manusia dan ketika hujan masih dapat digunakan.

Butuh waktu 2 bulan untuk membuat tongkat tunanetra ini. Kelebihan lainnya ada pada ergonomisnya. Banyak dosen yang suka pada saat saya mengusulkan ide ini. Bapak Dr. Ir. Muaffaq Achmad Jani, M.Eng selaku dosen pembimbing mengatakan bahwa siapa sih yang tidak bisa kalau Tugas Akhir hanya bermodal uang. Maka dari itu Saya menggunakan barang-barang bekas seperti vibrator dari kontroler PS dan baterai HP samsung bekas.

Jarot mengucapkan banyak terima kasih khususnya pada Bapak Dr. Ir. Muaffaq Achmad Jani, M.Eng dan Bapak Anton Breva Yunanda ST.,MT selaku dosen pembimbing yang selalu memberi masukkan pada tugas akhirnya. Dosen-dosen teknik informatika yang selama ini mengajarnya. Kedua orang tua yang selalu mendukung serta teman-teman satu angkatan teknik informatika yang membuat kuliah disini menyenangkan dan bersemangat.

Tags :