Pembangunan Laboratorium CNC Berbasis Simulasi
Bapak Ir. Asmungi, M.T. Dosen Teknik Industri Untag Surabaya sudah mendapat Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Dikti sebanyak 9 kali. Terakhir untuk tahun 2017 telah diselesaikan PKM dengan judul “Pembangunan Laboratorium CNC Berbasis Simulasi Sebagai Solusi Cerdas Bagi Sekolah Menengah Kejuruan Pinggiran Yang Berkekurangan Finansial”.
Program pembangunan laboratorium CNC berbasis simulasi ini dikerjakan antara bulan April sampai Oktober oleh Bapak Asmungi bersama anggotanya, Dosen Universitas Adi Buana, Pungkas Wismantoro, S.T., M.T., serta 2 Mahasiswa Risky Aji M. dan Rohmad Putra.
“PKM ini dilatarbelakangi oleh sekolah pinggiran yang belum mempunyai laboratorium CNC yang diidam-idamkan, sementara itu pada umumnya mereka dalam keterbatasan finansial”. Kata Bapak Asmungi saat diwawancarai diruangnya hari Jumat (02/02/2018).
Padahal trend dunia industri manufaktur saat kini meski secara pelan namun pasti sudah mulai mengganti mesin-mesin perkakasnya dari yang konvensional menjadi mesin perkakas modern yang berbasis komputer (CNC). Tentu saja sekolah pinggiran seperti SMK Bhakti Kita dan SMK Sunan Drajat yang dijadikan mitra, membutuhkan mesin-mesin tersebut.
PKM yang berupa pembangunan labortorium CNC berbasis simulasi jawabannya. Hanya dalam kurun waktu kuang dari satu bulan, kedua mitra sudah mempunyai setidaknya 25 unit simulator mesin CNC GSK 980TD, sebuah simulator CNC masa kini yang setara dengan mesin CNC modern di dunia industri. Tampilan dari program simulasi CNC tersebut dibuat sangat meyerupai mesin aslinya dari segi tampilan maupun hasil produk yang dibuat oleh mesin. Untuk proses pembelajaran, bahan yang digunakan masih berupa plastik atau kayu, karena jika terjadi kesalahan saat belajar kerusakan mesin dapat di minimalisir.
“Dengan adanya laboratorium CNC berbasis simulasi ini, lulusan SMK ini akan lebih siap di dunia kerja karena mereka sudah mempunyai fasilitas laboratorium yang mempunyai simulasi mesin-mesin yang sama pada industri modern. Tidak hanya itu, para guru juga mendapatkan lebih banyak ilmu” ungkap Bapak Asmungi.
Dalam pembangunan laboratorium ini kedua mitra selalu di kondisikan untuk terlibat secara aktif, sehingga transfer ilmu yang diberikan berjalan dengan baik. Diharapkan kedepanya akan bisa berjalan sendiri. Disisi lain disediakan layanan untuk berkonsultasi setiap saat ketika ada kesulitan.
Bapak Asmungi mengucapkan terima kasih pada Ristekdikti yang menghibahkan dana, Untag Surabaya khususnya LPPM yang mengkoordinir semua kegiatan ini serta mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dimana telah membantu mensukseskan program ini.