Mahasiswa Teknik Sipil membuat 3 variasi bata beton yang memiliki sistem interlock
Trisno Anwar Mahasiswa Teknik Sipil Untag Surabaya menciptakan Inovasi melalui Tugas Akhirnya. Trisno membuat 3 variasi bata beton dimana memiliki sistem interlock sebagai ganti bata merah yang biasanya di pakai. Bata beton ini juga telah diuji kekuatan tekanannya.
Mahasiswa kelahiran Bangkalan ’96 ini menjelaskan, pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan pembangunan tidak seimbang, dari data sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia mencapai 237,641,326 jiwa dan terus meningkat, sementara kebutuhan tempat tinggal di Indonesia yang membutuhkan 800.000 unit rumah per tahun, hanya sekitar 400.000 - 500.000 unit yang dapat dibangun pertahunnya. “Hal inilah yang menelatarbelakangi penelitian Saya” terang Trisno.
“Batu bata beton yang Saya buat ini dapat di pasang lebih cepat semacam permainan lego, lebih ekonomis karena membutuhkan lebih sedikit perekat semen, selain itu hasil pemasangannya juga lebih rapi dan simetris karena bentuk yang presisi”. lanjutnya.
Dengan bahan beton sebagai pengganti tanah liat juga memiliki keunggulan dari sisi lingkungan, karena proses pembakaran bata menggunakan tanah liat menimbulkan polusi udara.
Untuk membuatnya, dibuat cetakanya dulu kemudian beton di tuangkan kesana. Kemudian dilakukan pengujian terhadap bata beton interlock dengan mesin tekan yang dapat diatur kecepatan penekannya. Kecepatan penekanan dari mulai pemberian beban sampai benda uji hancur diatur sehingga tidak kurang dari satu menit dan tidak boleh lebih dari dua menit. Kuat tekan benda uji dihitung dengan membagi beban maksimum pada waktu benda uji hancur, dengan luas bidang tekan bruto.
Trisno mengembangkan 3 variasi dari bata tersebut. Kuat tekan rata-rata untuk bata interlock variasi 1 130,5 kg/cm2, variasi II 108,8kg/cm2, dan variasi III 135,4 kg/cm2. Semua bata interlock dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai konstruksi yang memikul beban dan dapat digunakan juga untuk konstruksi yang tidak terlindung dai cuaca luar (konstruksi diluar atap). “Bentuk varian ini terinspirasi dari penelitian-penelitan yang sudah ada, tapi saya kembangkan menjadi lebih sempurna lagi” imbuhnya.
Di akhir wawancara mahasiswa dengan IPK 3,56 ini mengucapkan terima kasih pertama kepada kedua orang tua yang selalu berdoa dan mendukung hingga lulus, kemudian dosen pembimbing Ir. Ede Sarya, M.T., dan Nurul Rochmah, S.T., M.T., M.S. yang menyediakan waktu memberi arahan dari awal judul hingga Tugas Akhir Selesai dan semua teman yang ikut berpartisipasi membantu menyelesaikan Tugas Akhir tersebut