L o a d i n g
D

osen Ekonomi Bersama Dosen Arsitektur Untag Surabaya Melakukan PKM dengan Pengerajin Batik


Ketua BPM Untag Surabaya Dr. Nanis Susanti, MM bersama Dosen Prodi Teknik Arsitektur Ir. Joko Santoso, MT melakukan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) pada kelompok pengerajin Batik Tulis “Murni” di Madiun.

Pada tahun 2018, terdapat 4 judul PKM dari Untag Surabaya yang berhasil di danai Ristekdikti termasuk PKM Ibu Nanis ini. Beliau tertarik mengelola kelompok ini karena mereka mengembangkan motif yang unik dan khas yaitu pecel, madumongso dan seger arum. “Madumongso merupakan jajanan tradisional kemudian seger arum diangkat dari buah jeruk khas madiun, corak ini kemudian dituangkan pada motif di batik” terang Dosen ekonomi tersebut.

Sebagai langkah awal, tim Ibu Nanis dan Bapak Joko melakukan observasi, apa yang menjadi kebutuhkan disana. Untuk proses produksi ternyata sudah lancar, motif batiknya banyak dan kreatif, namum terdapat kendala yaitu pemasarannya masih terbatas. Terbatas yang berarti hanya orang-orang sekitar Madiun atau orang luar kota karena pengaruh promosi mulut kemulut. “Produksi sudah banyak, motifnya sudah banyak dan kreatif tetapi pemasarannya masih terbatas, maka kita rumuskan bersama-sama untuk memperluas area pemasaran dengan cara modern lewat internet” jelasnya saat di wawancarai di ruang BPM.

Ibu Nanis menjelaskan bahwa program ini terdiri dari 2 keilmuan, Beliau yang merupakan Dosen Ekonomi Manajemen pasti mengetahui aspek produksi dan aspek pemasaran. Untuk aspek toko online, mereka melibatkan 2 mahasiswa teknik informatika Untag Surabaya. Bapak Joko Santoso selaku Dosen Arsitektur membimbing tentang motif batik, mendesain kemasan dll. “Dalam manajemen pemasaran itu ada yang namanya bauran produk, dalam hal ini adalah kemasannya. Karena konsumen itu kadang-kadang tertarik karena kemasan” kata Beliau.

Kelompok pengerajin batik ini selalu antusias ketika didatangi, bahkan terbentuk suatu kelompok ketrampilan menjait yang terdiri dari 6 Ibu rumah tangga. Mereka dilatih mengembangkan produk berbahan kain batik, seperti sarung bantal, tempat tisu, daster dan tempat botol minuman. Jadi produk tidak hanya berbentuk lembar kain batik. Produk ini memanfaatkan batik yang cacat produksi maupun sisa, daripada dijual murah lebih baik diangkat menjadi produk ini. Selain itu, tim juga akan menguruskan hak cipta batik. Tujuannya adalah mengangkat citra batik Murni. Terdapat 3 produk yang akan didaftarkan, yaitu seger arum motif buak jeruk, selendang lebar dengan motif teratai, teratai disini bukan tanaman, tetapi seni beladiri asal Madiun kemudian batik yang berlogo Untag.

PKM ini juga memiliki luaran berupa artikel ilmiah di Jurnal Internasional dan buku ajar yang berhubungan dengan pengembangan produk, e commerce dan citra merk. Ibu Nanis bersama timnya mengucapkan terima kasih kepada Ristekdikti, LPPM Untag Surabaya dan Mitra pengerajin batik "Murni" yang telah bekerja sama dalam penyelesaian PKM ini.

Tags :