Desain Alat Pengupas Kedelai Dengan Pendekatan Anthropometri
Relly Anton, mahasiswa Teknik Industri Untag Surabaya telah menyelesaikan Tugas akhirnya dengan judul “Desain Alat Pengupas Kedelai Dengan Pendekatan Anthropometri Untuk Menurunkan Kelelahan Dan Meningkatkan Produktivitas”. Tugas akhir ini dinilai sangat memuaskan oleh para dosen pengujinya. Untuk mencapai hasil tersebut, mahasiswa kelahiran Bondowoso ini rela resign dari pekerjaannya sebagai karyawan swasta, demi kualitas dan totalitas Tugas Akhirnya.
Relly anton melakukan penelitian pada UKM Sumber Rejeki di desa Sumbermanjing kulon, Pagak, Malang. Pada UKM ini pengupasan kedelai masih dilakukan secara manual. Biji kedelai pertama kali dikupas, kemudian direndam didalam bak air, di injak, di remas serta di aduk-aduk. Semua proses tersebut dilakukan tanpa alat yang memadai.
“Lamanya proses tersebut disebabkan oleh kurangnya fasilitas dan alat bantu, sehingga mengharuskan para pekerja melakukannya secara manual. Tentu saja hal ini menyebabkan produktifitas dan kualitas di UKM tersebut kurang maksimal”. Ungkap Relly saat diwawancari di Fakultas Teknik Untag Surabaya, hari Jumat (09/02/2018).
Lebih lanjut, Relly menjelaskan produktifitas dipengaruhi oleh ketelitian dan konsentrasi. Kelelahan karena melakukan pekerjaan manual secara berulang-ulang, membuat produktifitas pekerja menurun. Ditambah lagi rasa sakit pada tangan yang terluka saat proses pengupasan kulit kedelai, menambah rasa tidak nyaman saat bekerja.
“Apabila hal ini terus dibiarkan terus menerus maka pekerja akan lebih cepat mengalami kelelahan dan rentan mengalami cedera. Maka diperlukan Alat baru seperti yang saya buat” kata Relly.
Alat baru ini dibuat dengan pendekatan ukuran dimensi manusia atau disebut Anthropometri yang meliputi ukuran bahu saat berdiri, tinggi siku berdiri, tinggi pinggang berdiri, lebar bahu, diameter genggaman tangan terakhir lebar ibu jari, semua indikator tersebut dijadikan dasar untuk membuat alat yang sesuai dengan ukuran manusia yang menggunakannya.
Tingkat kelelahan pekerja dapat dihitung melalui denyut nadi, sedangkan gangguan otot dapat diketahui dengan skala Likert. Dari hasil pengolahan data di didapat persentase keluhan gangguan otot sebesar 71,25% dalam katagori terasa terganggu, setelah perancangan sebesar 25,25% dalam katagori tidak terasa terganggu. Setelah perancangan juga terjadi pengurangan tingkat kelelahan sebesar 31,18%. Dari persentase 37,83% dalam katagori tingkat kelelahan kerja, dalam waktu singkat menjadi 6,65% dalam tingkat katagori tidak terjadi kelelahan.
“Pada dasarnya, desain saya menyatukan tiga tahapan proses dalam satu alat yaitu pengupasan, pencuci dan pemisah kulit kedelai, sehingga meningkatkan produktivitas sebesar 25%. Dari analisa perhitungan dapat disimpulkan bahwa alat pengupas kedelai ini jauh lebih menguntungkan dari pada menggunakan cara manual” jelas Relly.
Sebagai penutup, Relly mengucapkan banyak terima kasih pada Bapak Dr. Ir. Sajiyo, M.Kes selaku dosen pembimbing, kedua orang tua yang selalu berdoa dan memberikan motivasi, UKM Sumber Rejeki, serta teman-teman telah banyak membantu selama proses pengerjaan tugas akhir ini.